Pengikut

Senin, 14 Mei 2012

Kebersamaan


Kebersamaan.

Itulah kata yang sederhana tapi penuh dengan makna. Tidak mudah kita dapat mencari suatu kebersamaan didalam kehidupan bermasyarakat dan organisasi. Apalagi organisasi yang didirikan bukan atas dasar kesamaan pikiran atau pandangan dan cita-cita yang sejati. Sebagai contoh adalah kelas. Kita dapat mengatakan kelas itu suatu komunitas atau suatu habitat. Betul semuanya. Dan juga bisa disebut sebagai organisasi, karena didalam kelas terdapat struktur organisasi kelas. Ada ketua, wakil, sekretaris, dan bendahara. Namun apakah kelas sudah bisa dikatakan sebagai organisasi apabila dilihat dari sudut pandang kesamaan cita-cita dan pandangan?

Sepertinya kita bisa menjawabnya dengan kata "tidak". Yah kelas dibentuk bukan atas kesadaran bersama membentuk suatu organisasi untuk mewujudkan suatu cita-cita bersama. Kelas dibentuk hanya dari kesamaan waktu, dan jurusan atau prodi. Kelas dibentuk untuk memudahkan koordinasi administrasi, dan untuk mempermudah dalam penyampaian kegiatan belajar-mengajar. selain itu adalah tidak. Oleh karena itu heran kalau dalam kelas sering terjadi konflik, cek-cok bahkan pertengkaran. Yah tidak lain karena perbedaan pandangan dan pola pikir tersebut. terlebih bila dalam kelas itu sama-sama memiliki wtak yang kers kepala, bahkan kepala batu. Egoisme tingkat tinggi dan bahkan tidak bisa mengontrol ego dan Id nya masing-masing. Maka tunggulah saat kehancuran dan ketidaknyamanan kelas itu.

Belajarlah dari Bineka Tunggal Ika
Berbeda-beda namun tetap satu jua
Namun ada hal yang menarik dari kata "berbeda" tersebut. Dalam acara yang diselenggarakan TVRI, 13 Mei 2012, Slamet Raharjo mengatakan mengapa kata berbeda ditulis didepan. Apabila ditulis dibelakang mungkin akan menghasilkan arti yang lebih baik
" Persamaan didalam perbedaan".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar