“Cinta itu saling mengerti, bukannya saling
mengatur,,,”.
Yah memang seharusnya seperti itu, cinta itu pada
hakikatnya adalah suatu perasaan yang ada dalam hati kita kepada diri sendiri
maupun orang lain, agar tercapai kebahagiaan, kenyamanan dan ketenangan
bersama. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkanlah suatu usaha yang sungguh
ekstra untuk selalu berpacu dan menyemangatkan diri agar tujuan tersebut
tercapai.
Didalam proses percintaan tersebut banyak faktor
yang menunjang keberlangsungannya, disamping tujuan yang ingin dicapai. Saat
kita sudah berkomitmen untuk mencintai seseorang, maka haruslah kita melepaskan
semua cinta tersebut pada orang itu, totalitas tentunya. Jangan sampai ada
perasaan yang muncul karena ada hal ataupun dugaan yang merasa bahwa cinta kita
hanya sebagia, setengah hati, ataupun seadanya saja. Tentunya cinta kita pada
Allah, Rosul, dan pastinya pada kedua orang tua kita harus lebih besar dari
cinta kita pada seseorang yang baru menjadi bagian hidup kita.
Terkadang dalam mengarungi hidup kita selalu
dihadapkan pada bagian dan dimensi yang berbeda. Sejatinya hidup manusia di
dunia itu dibagi menjadi 3 bagian, yaitu masa lalu, masa kini, dan masa datang.
Ketiganya berhubungan dan berinteraksi satu-sama lain. Kita tidak bisa
memilih-memilah atau membedakannya, tetapi jadikanlah sebuah paket yang
nantinya akan menjadi kekuatan yang besar dalam hidupmu. Namun harus kita ingat
juga kata pepatah yang menyebutkan, “hidupmu adalah hari ini, kemarin sudahlah
berlalu dan tidak terulang lagi, dan esok belum terjadi, belumlah tentu kita
mengalaminya”. Jadi dari itu kita bisa belajar, hidup kita adalah hari ini
saja, kita tidak boleh mengagung-agungkan masa lalu, dan juga tidak harus
berharap yang terlalu besar akan masa depan. Lakukanlah yang terbaik hari ini,
jadikanlah masa lalu sebagai pegangan dan pelajaran, apapun itu baik dan
buruknya, dan masa depan sebagai tujuan hidup, agar kita termotifasi melakukan
yang terbaik hari ini. Kita tentunya ingat pada hadist yang mengatakan
“beribadahlah kamu sebesar-besarnya seolah-olah kamu akan mati esok, dan carilah
rezeki sebanyak-banyaknya seolah-olah kau akan hidup seribu tahun lagi”.
Kembali pada topik diatas tentang cinta. Tentunya
kita tidak bisa terlepas dari masa lalu kita, entah itu pahit maupun manis.
Semua itu adalah anugerah dari Yang Kuasa yang diberikan kepada kita agar kita
bisa belajar dan mengerti. Baik atau buruk tentu ada hal yang baik yang kita
peroleh agar kita bisa menjadi lebih baik lagi dalam mengarungi hidup yang
sedang dan akan dijalani. Dengan hal ini saya sendiri berharap, yang sudah berlalu
ya sudah, cukup dikenang dan diambil hikmahnya agar nanti bisa memacu semangat
lebih baik lagi. Hadapi yang ada sekarang, melakukan sebaik-baiknya hal dan
menjadikan esok sebagai semangat kita untuk memacu dan mencurahkan semua cinta
kita agar terwujud kebahagiaan, ketenangan, dan kenyamanan.
Ketika kita sudah berkomitmen untuk mencintai
seseorang dan berusaha untuk melakukan hubungan yang serius dengannya, ada dua
hal yang harus kita perhatikan dan menjadi syarat utama keberlangsungan suatu
hubungan, yaitu “setia” dan “dapat dipercaya”. Kedua-duanya harus selalu
bersama dan beriringan dalam setiap langkah. Kita tidak bisa hanya setia saja,
tetapi pasangan kita tidak percaya kalau kita setia, tapi tunjukanlah kesetiaan
itu pada pasangan kita dan sampaikanlah kalau kita memang bisa dipercaya untuk
mengemban amanah dari cinta orang lain. Yang selanjutnya adalah kita tidak bisa
hanya percaya pada pasangan kita, namun pasangan kita tidak setia. Ini lebih
buruk dari yang pertama. Ini kemungkinan terjadi karena adanya rasa kepercayaan
yang berlebihan dari pasangan kita sehingga kita menganggap “akh ga papa, kan
pasangan kita tetap percaya ko”. Seharusnya kita bisa menunjukan kalau memang
kita bisa setia pada orang yang kita cintai. Dari itu juga dapat diperoleh
suatu kedudukan kita, dimanakah kedudukan kita, apakah sebagai teman, sebagai
teman dekat, sebagai mantan, ataukah sebagai sebagai pacar. Dapatlah dibedakan
antar ke-4nya yang berbeda-beda. Jadi seharusnya kita dapat menempatkan diri
kita sebaik-baiknya posisi, apakah itu masa lalu, masa kini, ataukah masa
depan. Jangan selalu terbius akan masa lalu, dan juga jangan terlalu berharap
akan masa depan.
Setelah setia dan dapat dipercaya tadi sudah
terpenuhi, selanjutnya adalaha saling mendukung. Kita harus bisa mensuport
pasangan kita agar dapat beraktifitas dengan baik, saling mendudkung dan
memberi semangat. Bagaimana caranya? Yaitu dengan saling mengerti dan memahami.
Cinta itu adalah menyatukan dua hal yang berbeda menjadi satu dan menjadi satu
kekuatan yang baru. Selama kita berkomitmen untuk mencintai seseorang, kita
harus bisa memahami dan mengerti apa yang dia mau. Kita tidak boleh egois dan
mengatakan “cobalah mengerti aku, aku ini ya seperti ini, kalau kamu tidak bisa
menerima aku yang seperti ini ya sudah,,,maafkan aku kalau kita mungkin tidak
bisa lagi,,,”. Sebaiknya dan seharusnya tidaklah seperti itu. Kita harus bisa
menempatkan diri kita ditempat yang seharusnya kita tempati dalam hati orang
yang kita cintai, meleburlah semua sifat-sifat dan kebiasaan yang ada dan
menjadikan satu keadaan dimana dua orang atau dua hal menjadi satu untuk saling
mengerti dan memahami.
Memang seharusnya kita harus tau kebiasaan dan sifat
pasangan kita, agar kita tidak salah langkah dan merasa salah kalau kita
berbeda. Dan juga kita sebagai pribadi juga harus berfikir ulang dalam
melakukan sesutu, apakah pasangan kita suka atau tidak, bisa menerima atau
tidak, dan dampak yang akan terjadi. Sebisa mungkin hindari hal-hal yang
sensitif yang bisa menggangu hubungan berdua. Sebagai acuan adalah diri kita
sendiri, jadikanlah diri kita sebagai cermin. Apabila kita merasa tidak nyaman
apabila orang lain melakukan hal itu kepada kita, maka jangan lakukan hal itu
pada orang lain. apabila ragu-ragu maka bertanyalah, tentunya untuk kebahagiaan
dan kenyamanan bersama. Itulah hakikat dari saling mengerti dan memahami.
Apabila kita sudah mengerti dan memahami maka kita akan lebih bijaksana dalam
melakukan atau bertindak.
Dan hal lain adalah mengatur. Tentunya kita tidak
boleh dan memaksakan diri untuk mengatur pasangan kita. Kita adalah individu
yang berbeda, dengan latar belakang yang berbeda dan tentunya sifat yang
berbeda pula. Kita tidak dibenarkan untuk saling mengatur dan memksakan yang
ini-yang itu, ga boleh ini-ga boleh itu,. Tapi biarkanlah mengalir apa adanya.
Tentunya setelah saling mengerti dan memahami pasti tidak akan terjadi dan
merasa diatur-atur, tapi atas kesadaran diri dan keikhlasan diri kalau kita
akan seperti itu. Kita sudah dewasa, dan sudah tau mana yang baik dan mana yang
buruk. Mana yang menurut kita baik, dan mana yang tidak.
Itulah pendapat saya yang saya tuliskan. Intinya
menurut saya memang sejatinya cinta itu adalah untuk saling mengerti dan
memahami, bukan untuk saling mengatur. Apabila sudah saling mengerti dan
memahami maka kita tidak perlu untuk dikomentari atau di katakana untuk diatur
lagi, namun atas kesadaran diri. Semua itu tentunya untuk keberlangsungan cinta
yang kita bina. Untuk kebahagiaan, ketenangan, dan kenyamanan kita bersama.
Salam…..k” dan d” yang jeleggg J