Pengikut

Senin, 06 Mei 2013


“Cinta itu saling mengerti, bukannya saling mengatur,,,”.
Yah memang seharusnya seperti itu, cinta itu pada hakikatnya adalah suatu perasaan yang ada dalam hati kita kepada diri sendiri maupun orang lain, agar tercapai kebahagiaan, kenyamanan dan ketenangan bersama. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkanlah suatu usaha yang sungguh ekstra untuk selalu berpacu dan menyemangatkan diri agar tujuan tersebut tercapai.
Didalam proses percintaan tersebut banyak faktor yang menunjang keberlangsungannya, disamping tujuan yang ingin dicapai. Saat kita sudah berkomitmen untuk mencintai seseorang, maka haruslah kita melepaskan semua cinta tersebut pada orang itu, totalitas tentunya. Jangan sampai ada perasaan yang muncul karena ada hal ataupun dugaan yang merasa bahwa cinta kita hanya sebagia, setengah hati, ataupun seadanya saja. Tentunya cinta kita pada Allah, Rosul, dan pastinya pada kedua orang tua kita harus lebih besar dari cinta kita pada seseorang yang baru menjadi bagian hidup kita.
Terkadang dalam mengarungi hidup kita selalu dihadapkan pada bagian dan dimensi yang berbeda. Sejatinya hidup manusia di dunia itu dibagi menjadi 3 bagian, yaitu masa lalu, masa kini, dan masa datang. Ketiganya berhubungan dan berinteraksi satu-sama lain. Kita tidak bisa memilih-memilah atau membedakannya, tetapi jadikanlah sebuah paket yang nantinya akan menjadi kekuatan yang besar dalam hidupmu. Namun harus kita ingat juga kata pepatah yang menyebutkan, “hidupmu adalah hari ini, kemarin sudahlah berlalu dan tidak terulang lagi, dan esok belum terjadi, belumlah tentu kita mengalaminya”. Jadi dari itu kita bisa belajar, hidup kita adalah hari ini saja, kita tidak boleh mengagung-agungkan masa lalu, dan juga tidak harus berharap yang terlalu besar akan masa depan. Lakukanlah yang terbaik hari ini, jadikanlah masa lalu sebagai pegangan dan pelajaran, apapun itu baik dan buruknya, dan masa depan sebagai tujuan hidup, agar kita termotifasi melakukan yang terbaik hari ini. Kita tentunya ingat pada hadist yang mengatakan “beribadahlah kamu sebesar-besarnya seolah-olah kamu akan mati esok, dan carilah rezeki sebanyak-banyaknya seolah-olah kau akan hidup seribu tahun lagi”.
Kembali pada topik diatas tentang cinta. Tentunya kita tidak bisa terlepas dari masa lalu kita, entah itu pahit maupun manis. Semua itu adalah anugerah dari Yang Kuasa yang diberikan kepada kita agar kita bisa belajar dan mengerti. Baik atau buruk tentu ada hal yang baik yang kita peroleh agar kita bisa menjadi lebih baik lagi dalam mengarungi hidup yang sedang dan akan dijalani. Dengan hal ini saya sendiri berharap, yang sudah berlalu ya sudah, cukup dikenang dan diambil hikmahnya agar nanti bisa memacu semangat lebih baik lagi. Hadapi yang ada sekarang, melakukan sebaik-baiknya hal dan menjadikan esok sebagai semangat kita untuk memacu dan mencurahkan semua cinta kita agar terwujud kebahagiaan, ketenangan, dan kenyamanan.
Ketika kita sudah berkomitmen untuk mencintai seseorang dan berusaha untuk melakukan hubungan yang serius dengannya, ada dua hal yang harus kita perhatikan dan menjadi syarat utama keberlangsungan suatu hubungan, yaitu “setia” dan “dapat dipercaya”. Kedua-duanya harus selalu bersama dan beriringan dalam setiap langkah. Kita tidak bisa hanya setia saja, tetapi pasangan kita tidak percaya kalau kita setia, tapi tunjukanlah kesetiaan itu pada pasangan kita dan sampaikanlah kalau kita memang bisa dipercaya untuk mengemban amanah dari cinta orang lain. Yang selanjutnya adalah kita tidak bisa hanya percaya pada pasangan kita, namun pasangan kita tidak setia. Ini lebih buruk dari yang pertama. Ini kemungkinan terjadi karena adanya rasa kepercayaan yang berlebihan dari pasangan kita sehingga kita menganggap “akh ga papa, kan pasangan kita tetap percaya ko”. Seharusnya kita bisa menunjukan kalau memang kita bisa setia pada orang yang kita cintai. Dari itu juga dapat diperoleh suatu kedudukan kita, dimanakah kedudukan kita, apakah sebagai teman, sebagai teman dekat, sebagai mantan, ataukah sebagai sebagai pacar. Dapatlah dibedakan antar ke-4nya yang berbeda-beda. Jadi seharusnya kita dapat menempatkan diri kita sebaik-baiknya posisi, apakah itu masa lalu, masa kini, ataukah masa depan. Jangan selalu terbius akan masa lalu, dan juga jangan terlalu berharap akan masa depan.
Setelah setia dan dapat dipercaya tadi sudah terpenuhi, selanjutnya adalaha saling mendukung. Kita harus bisa mensuport pasangan kita agar dapat beraktifitas dengan baik, saling mendudkung dan memberi semangat. Bagaimana caranya? Yaitu dengan saling mengerti dan memahami. Cinta itu adalah menyatukan dua hal yang berbeda menjadi satu dan menjadi satu kekuatan yang baru. Selama kita berkomitmen untuk mencintai seseorang, kita harus bisa memahami dan mengerti apa yang dia mau. Kita tidak boleh egois dan mengatakan “cobalah mengerti aku, aku ini ya seperti ini, kalau kamu tidak bisa menerima aku yang seperti ini ya sudah,,,maafkan aku kalau kita mungkin tidak bisa lagi,,,”. Sebaiknya dan seharusnya tidaklah seperti itu. Kita harus bisa menempatkan diri kita ditempat yang seharusnya kita tempati dalam hati orang yang kita cintai, meleburlah semua sifat-sifat dan kebiasaan yang ada dan menjadikan satu keadaan dimana dua orang atau dua hal menjadi satu untuk saling mengerti dan memahami.
Memang seharusnya kita harus tau kebiasaan dan sifat pasangan kita, agar kita tidak salah langkah dan merasa salah kalau kita berbeda. Dan juga kita sebagai pribadi juga harus berfikir ulang dalam melakukan sesutu, apakah pasangan kita suka atau tidak, bisa menerima atau tidak, dan dampak yang akan terjadi. Sebisa mungkin hindari hal-hal yang sensitif yang bisa menggangu hubungan berdua. Sebagai acuan adalah diri kita sendiri, jadikanlah diri kita sebagai cermin. Apabila kita merasa tidak nyaman apabila orang lain melakukan hal itu kepada kita, maka jangan lakukan hal itu pada orang lain. apabila ragu-ragu maka bertanyalah, tentunya untuk kebahagiaan dan kenyamanan bersama. Itulah hakikat dari saling mengerti dan memahami. Apabila kita sudah mengerti dan memahami maka kita akan lebih bijaksana dalam melakukan atau bertindak.
Dan hal lain adalah mengatur. Tentunya kita tidak boleh dan memaksakan diri untuk mengatur pasangan kita. Kita adalah individu yang berbeda, dengan latar belakang yang berbeda dan tentunya sifat yang berbeda pula. Kita tidak dibenarkan untuk saling mengatur dan memksakan yang ini-yang itu, ga boleh ini-ga boleh itu,. Tapi biarkanlah mengalir apa adanya. Tentunya setelah saling mengerti dan memahami pasti tidak akan terjadi dan merasa diatur-atur, tapi atas kesadaran diri dan keikhlasan diri kalau kita akan seperti itu. Kita sudah dewasa, dan sudah tau mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang menurut kita baik, dan mana yang tidak.
Itulah pendapat saya yang saya tuliskan. Intinya menurut saya memang sejatinya cinta itu adalah untuk saling mengerti dan memahami, bukan untuk saling mengatur. Apabila sudah saling mengerti dan memahami maka kita tidak perlu untuk dikomentari atau di katakana untuk diatur lagi, namun atas kesadaran diri. Semua itu tentunya untuk keberlangsungan cinta yang kita bina. Untuk kebahagiaan, ketenangan, dan kenyamanan kita bersama.
Salam…..k” dan d” yang jeleggg J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar